PTC merupakan salah satu pemeriksaan radiologi yang masih sering dijumpai terutama diruma sakit besar, yang mempunyai beraneka macam klinis pasien, dan didukung dengan peralatan yang memadai.
PTC salah satu pemeriksaan menggunakan x ray namun ada alternatif mengguunakan MRCP, ada beberapa dokter yang berpendapat dengan MRCP belum tentu hasilnya akan maksimal, maka sangat penting dilakukan PTC dengan harapan hasil lebih maksimal. berikut paparan prosedure PTC pada salah satu di rumah sakit, silahkan disimak.
Teknik P emeriksaan radiologi Percutaneous Transhepatic Cholangiography
1. Tujuan Pemeriksaan Percutaneous Transhepatic Cholangiography
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menunjukkan sumbatan sebagian atau total gambaran duktus-duktus empedu (http://www.xray2000.co.uk).
2. Indikasi Pemeriksaan Percutaneous Transhepatic Cholangiography (Bontrager, 2001)
1) Koledokolitiasis
Adalah kondisi adanya pergeseran batu yang tidak normal atau adanya batu di duktus empedu.
2) Kolesistitis
Adalah peradangan yang sering menghalangi duktus sistikus dalam kelancaran aliran empedu dari kandung empedu ke comon bile duct.
3) Neoplasma
Merupakan pertumbuhan baru dari tumor jinak dan tumor ganas.
4) Stenosis Billiari
Merupakan penyempitan dari salah satu duktus billiari.
5) Kongenital Anomalis
Merupakan kelainan bawaan sejak lahir berupa tumor jinak dan dapat mempengaruhi produksi, penyimpanan dan pengeluaran empedu.
.3. Kontra Indikasi Pemeriksaan radiologi Percutaneous Transhepatic Cholangiography
Kontra indikasi pada pemeriksaan PTC (http://www.xray2000.co.uk)
1) Pasien dengan resiko pendarahan.
2) Sepsis traktus biliari.
3) Tidak ada fasilitas pembedahan cepat.
4) Hydatid disease
4. Prosedur Pemeriksaan radiologi Percutaneous Transhepatic CholangiographyPTC (Bontrager, 2001)
1) Persiapkan pesawat flouroscopy.
2) Persiapkan alat penyeteril termasuk jarum Cheaba.
3) Pilih kontras media yang tepat. Perhatikan apabila pasien alergi iodin.
4) Sediakan apron.
5) Ambil foto polos untuk menyesuaikan foto selanjutnya.
6) Awasi pasien saat pemeriksaan.
7) Tukar kaset bila perlu.
8) Ambil foto thorax bila diminta.
5. Persiapan Pasien Pemeriksaan radiologi Percutaneous Transhepatic Cholangiography
Persiapan-persiapan pendahuluan terdiri dari berikut ini:
1) Haemoglobin, waktu prothrombin dan platelets harus diperiksa sebelum pemeriksaan dilaksanakan.
2) Prophylactic antibiotic cover typically ampicillin 500 mg q.d.s. 24 jam sebelum pemeriksaan dan untuk 3 hari setelahnya.
3) Makan 4 jam sebelum pemeriksaan.
4) Premedication Omnopon 10mg and hyoscine 0.2mg i.m.(http://www.xray2000.co.uk)
2) Peralatan sterilisasi
3) Asepsis kulit
4) Bengkok
5) Peralatan anestesi local
6) Chiba needle - flexible 22 gauge 18 cm
7) Contrast agents Low osmolar 200 mg/ml 20 - 60 ml
7. Metode pemasukan media kontras (http://www.xray2000.co.uk)
Pasien tidur supine dan area penusukan jarum, jaringan dalam dan liver capsule dianestesi lokal beri waktu agar anestesi bereaksi. dibawah layar flouroscopy jarum Cheaba ditusukkan ke hati dengan tahan nafas, saat posisi sudah benar pasien diperbolehkan bernafas lembut dengan teratur.
Suntikan dilepas dari jarum dan suntikan yang berisi kontras dipasang, kontras media disuntikan dibawah layar flouroscopy jarum ditarik sampai duktus terlihat, mungkin butuh beberapa manipulasi sampai sepuluh kali. Cairan bilier diambil untuk dianalisa dan selanjutnya media kontras disuntikkan untuk mengisi sistem duktus dan untuk mengidentifikasi tingkat obstruksi.( http://www.xray2000.co.uk)
9. Perawatansetelah pemeriksaan radiologi Percutaneous Transhepatic Cholangiography
1) Pemeriksaan nafas dan denyut nadi tiap setengah jam selama 6 jam.
2) Periksa bekas suntikan bila ada perdarahan.
10. Komplikasi Pemeriksaan radiologi Percutaneous Transhepatic Cholangiography
1) Kematian kurang dari 1%
2) Alergi jarang terjadi.
Cholangitis, haemorrhage, abses Subpherenic, Shock, bacteraemia, septicaemia.
1) Persiapkan pesawat flouroscopy.
2) Persiapkan alat penyeteril termasuk jarum Cheaba.
3) Pilih kontras media yang tepat. Perhatikan apabila pasien alergi iodin.
4) Sediakan apron.
5) Ambil foto polos untuk menyesuaikan foto selanjutnya.
6) Awasi pasien saat pemeriksaan.
7) Tukar kaset bila perlu.
8) Ambil foto thorax bila diminta.
5. Persiapan Pasien Pemeriksaan radiologi Percutaneous Transhepatic Cholangiography
Persiapan-persiapan pendahuluan terdiri dari berikut ini:
1) Haemoglobin, waktu prothrombin dan platelets harus diperiksa sebelum pemeriksaan dilaksanakan.
2) Prophylactic antibiotic cover typically ampicillin 500 mg q.d.s. 24 jam sebelum pemeriksaan dan untuk 3 hari setelahnya.
3) Makan 4 jam sebelum pemeriksaan.
4) Premedication Omnopon 10mg and hyoscine 0.2mg i.m.(http://www.xray2000.co.uk)
6. Persiapan ala Pemeriksaan radiologi Percutaneous Transhepatic Cholangiographyt(http://www.xray2000.co.uk)
1) Pesawat general fluoroscopy dengan spot film defice2) Peralatan sterilisasi
3) Asepsis kulit
4) Bengkok
5) Peralatan anestesi local
6) Chiba needle - flexible 22 gauge 18 cm
7) Contrast agents Low osmolar 200 mg/ml 20 - 60 ml
7. Metode pemasukan media kontras (http://www.xray2000.co.uk)
Pasien tidur supine dan area penusukan jarum, jaringan dalam dan liver capsule dianestesi lokal beri waktu agar anestesi bereaksi. dibawah layar flouroscopy jarum Cheaba ditusukkan ke hati dengan tahan nafas, saat posisi sudah benar pasien diperbolehkan bernafas lembut dengan teratur.
Suntikan dilepas dari jarum dan suntikan yang berisi kontras dipasang, kontras media disuntikan dibawah layar flouroscopy jarum ditarik sampai duktus terlihat, mungkin butuh beberapa manipulasi sampai sepuluh kali. Cairan bilier diambil untuk dianalisa dan selanjutnya media kontras disuntikkan untuk mengisi sistem duktus dan untuk mengidentifikasi tingkat obstruksi.( http://www.xray2000.co.uk)
8. Teknik pengambilan gambar Pemeriksaan radiologi Percutaneous Transhepatic Cholangiography
a. Tahap awal Foto Pendahuluan
Foto pendahuluan adalah pemotretan di daerah abdomen kuadran kanan atas sebelum dilakukan pemasukan media kontras, adapun tujuan dari pemotretan foto pendahuluan ini adalah melihat persiapan penderita, menilai kelainan-kelainan anatomi dari organ traktus biliaris, dan menentukan pemakaian proyeksi dan faktor eksposi selanjutnya (Tavares dan Wood, 1964).
Proyeksi yang digunakan dalam foto pendahuluan ini adalah proyeksi antero-posterior (AP) yaitu :
Posisi pasien : Berbaring terlentang dengan kedua tangan berada di atas dada dan di bawah kedua lutut diberi ganjalan. MSP tuguh diatur pada pertengahan meja/ grid.
Posisi objek : Atur abdomen pada pertengahan kaset dngan batas atas prossesus xipoideus dan batas bawah simpisis pubis.
Arah sinar : Vertikal tegak lurus pad pertengahan grid setinggi pertengahan kedua krista illiaka.
Eksposi : Saat pasien ekspirasi dan tahan nafas.
Kaset : Ukuran 35 x 43 cm (Ballinger, 1995).
Kriteria : Tampak batas atas vertebra thorakalis XI dan batas bawah simpisis pubis, kolumna vertebra pada pertengahan radiograf, dinding bagian abdomen bagian lateral dan lemak properitonial, muskulus psoas, batas bawah hati, dan kedua ginjal, serta beberapa tulang iga bawah (Ballinger, 1995).
b. Tahap kedua Foto Post penyuntikan Media Kontras
Proyeksi yang digunakan dalam foto post penyuntikan media kontras ini adalah proyeksi antero-posterior (AP) yaitu :
Posisi pasien : Berbaring terlentang dengan kedua tangan berada di atas dada dan di bawah kedua lutut diberi ganjalan. MSP tuguh diatur pada pertengahan meja/ grid.
Posisi objek : Atur abdomen pada pertengahan kaset dngan batas atas prossesus xipoideus dan batas bawah simpisis pubis.
Arah sinar : Vertikal tegak lurus pad pertengahan grid setinggi pertengahan kedua krista illiaka.
Eksposi : Saat pasien ekspirasi dan tahan nafas.
Kaset : Ukuran 35 x 43 cm (Ballinger, 1995).
Kriteria : ID dan anatomical markers harus tanmpak dan tepat pada area film.
Eksposure optimal harus menamkpakan media kontras dan kontras harus dapat menampakan soft tisue dan struktur tulang. (http://www.xray2000.co.uk)
Foto pendahuluan adalah pemotretan di daerah abdomen kuadran kanan atas sebelum dilakukan pemasukan media kontras, adapun tujuan dari pemotretan foto pendahuluan ini adalah melihat persiapan penderita, menilai kelainan-kelainan anatomi dari organ traktus biliaris, dan menentukan pemakaian proyeksi dan faktor eksposi selanjutnya (Tavares dan Wood, 1964).
Proyeksi yang digunakan dalam foto pendahuluan ini adalah proyeksi antero-posterior (AP) yaitu :
Posisi pasien : Berbaring terlentang dengan kedua tangan berada di atas dada dan di bawah kedua lutut diberi ganjalan. MSP tuguh diatur pada pertengahan meja/ grid.
Posisi objek : Atur abdomen pada pertengahan kaset dngan batas atas prossesus xipoideus dan batas bawah simpisis pubis.
Arah sinar : Vertikal tegak lurus pad pertengahan grid setinggi pertengahan kedua krista illiaka.
Eksposi : Saat pasien ekspirasi dan tahan nafas.
Kaset : Ukuran 35 x 43 cm (Ballinger, 1995).
Kriteria : Tampak batas atas vertebra thorakalis XI dan batas bawah simpisis pubis, kolumna vertebra pada pertengahan radiograf, dinding bagian abdomen bagian lateral dan lemak properitonial, muskulus psoas, batas bawah hati, dan kedua ginjal, serta beberapa tulang iga bawah (Ballinger, 1995).
b. Tahap kedua Foto Post penyuntikan Media Kontras
Proyeksi yang digunakan dalam foto post penyuntikan media kontras ini adalah proyeksi antero-posterior (AP) yaitu :
Posisi pasien : Berbaring terlentang dengan kedua tangan berada di atas dada dan di bawah kedua lutut diberi ganjalan. MSP tuguh diatur pada pertengahan meja/ grid.
Posisi objek : Atur abdomen pada pertengahan kaset dngan batas atas prossesus xipoideus dan batas bawah simpisis pubis.
Arah sinar : Vertikal tegak lurus pad pertengahan grid setinggi pertengahan kedua krista illiaka.
Eksposi : Saat pasien ekspirasi dan tahan nafas.
Kaset : Ukuran 35 x 43 cm (Ballinger, 1995).
Kriteria : ID dan anatomical markers harus tanmpak dan tepat pada area film.
Eksposure optimal harus menamkpakan media kontras dan kontras harus dapat menampakan soft tisue dan struktur tulang. (http://www.xray2000.co.uk)
9. Perawatansetelah pemeriksaan radiologi Percutaneous Transhepatic Cholangiography
1) Pemeriksaan nafas dan denyut nadi tiap setengah jam selama 6 jam.
2) Periksa bekas suntikan bila ada perdarahan.
10. Komplikasi Pemeriksaan radiologi Percutaneous Transhepatic Cholangiography
1) Kematian kurang dari 1%
2) Alergi jarang terjadi.
Cholangitis, haemorrhage, abses Subpherenic, Shock, bacteraemia, septicaemia.
DEMIKIAN ULASAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI Percutaneous Transhepatic Cholangiography
0 Comments