Pagi menjelang jam 06:30 siap berangkat kerja setelah sampai unit radiologi ada operan pemeriksaan fistulografi, dalam hati wach kok dapet bagian lagi nich fistulo, sampai sampai disebut spesialis fistulografi sembari semua radiografer tertawa, namun gak masalh sebagai radiografer yang profesional tetap melaksanakan tugas dan tanggung jawab..he..3x. intermeso ya.. tanpa lama lama langsung aja kembali ke topik kali ini akan dibahan mengenai prosedure pemeriksaan radiology fistulografi, semoga bermanfaat mari simakdibawah ini:
Prosedur Pemeriksaan radiologi fistulografi:
Pemeriksaan fistula tergantung dari lokasinya, dapat didiagnosa dengan beberapa macam pemeriksaan diagnostik yang sering dilakukan untuk pemeriksaan pada peradangan penyakit usus, seperti pemeriksaan barium enema, colonoscopy, sigmoidoscopy, endoscopy dan dapat juga didiagnosa dengan pemeriksaan fistulografi (Wake Forest University School of Medicine Division of Radiologic Sciences, 2001).
Pemeriksaan fistulografi adalah pemeriksaan radiologi pada fistula dengan menggunakan media kontras positif. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapatkan radiograf yang baik tentang fistula sehingga dapat menegakkan diagnosa secara tepat dan dapat dilakukan tindakan selanjutnya untuk pembedahan (Ballinger, 1999).
1. Persiapan Pasien fistulografi
Pada pemeriksaan fistulografi tidak memerlukan persiapan khusus, hanya pada daerah fistula terbebas dari benda-benda radioopaque yang dapat menganggu radiograf (Bryan, 1979).Apabila pemeriksaan untuk fistula pada daerah abdomen maka saluran usus halus terbebas dari udara dan fekal material (Ballinger, 1999).
2. Persiapan Alat dan Bahan fistulografi
Alat dan bahan yang harus dipersiapkan sebelum dilakukan pemeriksaan antara lain (Ballinger, 1999) :
- Pesawat sinar-x yang dilengkapi flluoroskopi
- Film dan kaset sesuai dengan kebutuhan
- Marker R dan L
- Apron
- Sarung tangan Pb
- Cairan saflon
- Peralatan steril meliputi : duk steril, kateter, spuit ukuran 5 ml-20 ml, korentang, gunting, hand scoen, kain kassa, jeli, abocath, duk lubang.
- Alkohol
- Betadine
- Obat anti alergi
- Media kontras jenis water soluble yaitu iodium.
Teknik Pemeriksaan radiologi fistulografi
Berikut ulasan tekniknya :
Sebelum media kontras dimasukkan terlebih dahulu dibuat plan foto dengan proyeksi Antero Posterior (AP), selanjutnya media kontras dimasukkan dengan kateter atau abocath melalui muara fistula yang diikuti dengan fluoroskopi. Kemudian dilakukan pemotretan pada saat media kontras disuntikkan melalui muara fistula yang telah mengisi penuh saluran fistula. Hal ini dapat dilihat pada layar fluoroskopi dan ditandai dengan keluarnya media kontras melalui muara fistula (Ballinger, 1995). Jumlah media kontras yang dimasukkan tergantung dari luas muara fistula.
a. Ambil Proyeksi Antero Posterior (AP)
Posisi pasien supine di atas meja periksaan, kedua tangan diletakkan di atas dada dan kedua kaki lurus. Pelvis simetris terhadap meja pemeriksaan. Kedua kaki endorotasi 150-200, kecuali jika terjadi fraktur atau dislokasi pada hip joint. Sinar vertikal tegak lurus kaset, central point pada pertengahan kedua krista iliaka dengan FFD 100 cm. Eksposi pada saat pasien diam.
Kriteria fistulografi yang tampak yaitu tampak pelvis pada daerah proksimal femur, trokhanter minor dan trokhanter mayor, tidak ada rotasi pelvis, sakrum dan koksigeus segaris dengan simfisis pubis, foramen obturator,simetris, kedua spina iliaka sejajar.
b. Ambil Proyeksi Lateral
Penderita diatur miring di salah satu sisi yang akan difoto dengan kedua lengan ditekuk ke atas sebagai bantalan kepala. Mid Sagital Plane sejajarmeja pemeriksaan, dan bidang axial ditempatkan pada pertengahan meja pemeriksaan. Spina iliaka AP sesuai dengan garis vertikal sehingga tidak ada rotasi dari pelvis. Central Point pada daerah perianal kira-kira Mid Axila Line setinggi 2-3 inchi di atas simfisis pubis, sinar vertikal tegak lurus terhadap kaset dan FFD 100 cm. Eksposi pada saat pasien diam.
Kriteria radiograf tampak pelvis dan femur bagian proksimal, tampak sakrum dan koksigeus, bagian belakang iskhium dan illium saling superposisi, tampak kedua femur superposisi, bayangan asetabulum superposisi, lingkar fossa yang besar berjarak sama dari lingkar fossa yang kecil (Ballinger, 1995).
c. Ambil Proyeksi Oblique
Posisi pasiean prone di atas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke salah satu sisi yang dipeiksa yang menunjukan letak fistula kurang lebih 45o terhadap meja pemeriksaan. Lengan yang dekat kaset diatur di bawah kepala untuk bantalan kepala sedangkan lengan yang lain diatur menyilang di depan tubuh. Kaki yang dekat kaset menempel meja pemeriksaan, kaki yang lain ditekuk sebagai penopaang tubuh. Pelvis diatur kurang lebih 45oterhadap meja pemeriksaan. Untuk fiksasi, sisi pinggang yang jauh dari kaset diberi penganjal. Sinar diatur vertikal tegak lurus terhadap kaset dan central point pada daerah perianal kurang lebih 2-3 inchi di atas simfisis pubis, tarik garis 1 inchi tegak lurus ke arah lateral. FFD diatur 100 cm. Eksposi pada saat pasien diam.
Kriteria yang tampak yaitu tampak hip joint dan femur superposisi, kedua iliaka tidak berjarak sama, tampak foramen obturator tidak simetris,sakrum dan koksigeus tidak segaris dengan simfisis pubis (Ballinger, 1995).
d. Ambil Proyeksi Axial Metode Chassard-Lapine
Posisi pasien duduk di atas meja pemeriksaan sehingga permukan posterior dai lutut menyentuh ujung tepi meja pemeriksaan kemudian kedua tangan lurus ke bawah menggenggam lutut. Pasien membungkukan punggung semaksimal mungkin sampai simfisis pubis menyentuh meja pemeriksaan, sudut yang dibentuk antara pelvis engan sumbu vertical kira-kira 45o. Pasien rata-rata dapat memfleksikan punggungya tanpa mengalami kesakitan. Sinar vertikal tegak lurus kaset dengan entral point melalui daerah lumboskral menembus trokhanter mayor. Bila fleksi tubuh terbatas central point diarahkan dari nterior obyek tegak lurus menuju bidang koronal dari simfisis pubis. FFD diatur 100 cm.
Kriteria fistulografi yang tampak yaitu kaput femur, asetabulum, keseluruhan pelvis sampai bagian proksimal dari femur, pelvis tidak mengalami rotasi, kedua trokhanter mayor berjarak sama dari pertengahan kaset atau sakrum (Ballinger, 1995).
e. Buat Proyeksi Taylor
Pasien supine di atas meja pemeriksaan dengan kedua tangan iletakan di atas dada dan kedua kaki lurus.
Pelvis diatur sehingga tepat Antero-Posterioryaitu kedua krista iliaka kanan dan kiri berjarak sama terhadap meja pemeriksaan dan Mid Sagital Plane berada di pertengahan meja pemeriksaan. Sinar menyudut 30o ke cranial, central point pada 2 inchi di bawah batas atas dari simfisis pubis. FFD diatur 100 cm. Eksposi pada saat pasien diam.
Kriteria yang tampak yaitu tulang pubis dan ishkium mengalami magnifikasi, tampak tulung pubis superposisi dengan sakrum dan koksigeus, tampak foramen obturator simetris, tampak tulang pubis dan ishkium dekat dengan tepi film, tampak juga hip joint (Ballinger, 1995)
Namun pada kenyataanya pemeriksaan fistulografi dilapangan yang dibutuhkan hanya beberapa posisi, biasanya AP, Polos dan post kontras, Oblique kanan / kiri.
Demikian ulasan pemeriksaan radiologi fistulografi, semoga merefres kembali ingatan kita, sampai jumpa.
0 Comments