Sejak 1972 telah diperkenalkan suatu pesawat tomografi yang dapat memberikan tomogram dalam waktu singkat yang dikendalikan dengan komputer, yang dikenal dengan Computed Assisted Tomography (CAT) atau Computed Tomography (CT) (Rasad, 1998). CT-Scan yang sangat sederhana dan terbatas hanya untuk pemeriksaan kepala (Head CT Scan). Selanjutnya dikembangkan menjadi whole body scanner (Wegener, 1982).
Pada tahun 1990, CT-Scan mengalami kemajuan yang cukup penting, yaitu mulai diperkenalkannya CT Helical atau CT-Spiral. Keunggulan dari alat ini waktu eksposi yang semakin singkat. CT Helical menggunakan metode Slip ring yang pada prinsipnya menggantikan kabel-kabel tegangan tinggi yang terpasang pada tabung sinar-X di dalam gantry yang disertai dengan pergerakan meja. Dengan metode ini, tabung sinar-X dapat berotasi secara terus menerus sambil mengeksposi pasien yang bergerak secara sinkron. Prinsip itulah yang dikenal dengan spiral. Di dalam CT Helical dikenal prinsip single slice. Perbedaan utama dari kedua prinsip ini terletak pada jumlah jalur detektor yang berpengaruh pada lamanya pemeriksaan dan resolusi gambar yang dihasilkan.
Pada CT Scan Kepala dengan menggunakan CT Helical dapat menampilkan gambaran anatomis dari basic cranii (sejajar dengan MAE) hingga bagian otak atas dalam waktu singkat. Gambaran otak yang normal akan tampak falx cerebri, lobus tulang cranium, ventrikel otak, capsula interna, mastoid air sells, sisterna, arteri basilar, corpus callosum, thalamus, nucleus caudate, plexus choroid dan cerebellum. Pada Scanogram akan tampak irisan-irisan kepala yang dapat memberikan informasi adanya kelainan pada bagian-bagian otak tersebut, sehingga dapat mengakibatkan fungsi otak terganggu. Karena kelainan ini, maka muncul beberapa patologi penyakit yang ada pada kepala. Seperti stroke, vertigo, cephalgia, infark, massa atau tumor.
Social Plugin