Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Prosedure pemeriksaan radiologi pada kasus abdomen akut

1. Tujuan

Maksud dan tujuan teknik pemeriksaan radiologi abdomen 3 posisi adalah untuk memperlihatkan adanya kelainan di abdomen mengenai udara bebas/ileus/perforasi.

2. Definisi

1.Abdomen adalah rongga perut yang berisi organ – organ tubuh seperti lambung, hati, usus halus, usus besar dll dengan batas atas adalah vertebra thorakal XII dan batas bawah adalah simphisis pubis.
2. Abdomen akut adalah suatu keadaan sakit mendadak di dalam rongga perut yang memerlukan tindakan segera.
3.Teknik pemeriksaan radiologi abdomen adalah pemotretan dengan menggunakan sinar-X untuk membantu menegakkan diagnosa melihat kelainan patologis maupun non patologis di daerah abdomen.
4.FFD (Focus Film Distance) adalah jarak antara film dengan tabung sinar-X
5.CR (Central Ray) adalah arah sinar –X yang dikeluarkan tabung menuju obyek yang akan di foto.
6. CP (Central Point) adalah titik pada obyek sebagai pusat penyinaran sinar-X dari tabung.
7. KV adalah kilo volt
8.mA adalah mili ampere
9.Second adalah waktu yang diperlukan untuk ekspose.
10. MSP (Mid Sagital Plane) adalah bidang yang membagi tubuh sama bagiannya kanan dan kiri.
11. Prone adalah posisi tubuh tengkurap.
12.Supine adalah posisi tubuh berbaring terlentang.
13. AP (Antero Superior) adalah posisi dilihat dari depan ke belakang / sinar –X menembus tubuh dari belakang ke depan tubuh.
3. Kebijakan

Pemeriksaan abdomen 3 posisi dilakukan oleh radiographer
Semua hasil radiografi abdomen 3 posisi di baca oleh dr. spesialis radiologi

6.Prosedur

1.Proyeksi AP (Abdomen Polos)
Sebaiknya dilakukan dengan persiapan, foto ini kelanjutannya untuk pemeriksaan BNO-IVP.

6.1.1. Posisi Pasien
1. Pasien tidur supine diatas meja pemeriksaan.
2.Kedua lengan disamping tubuh.

6.1.2. Posisi Obyek

6.1.2.1. Tubuh sedapat mungkin diatur true AP, mid line tubuh sejajar dengan mid-line meja pemeriksaan, SP tubuh tegak lurus dengan garis tengah kaset, Batas atas adalah vertebra thorakal XII dan batas bawah simpishis pubis,
Pengaturan sinar= FFD = 90 cm, vertikal tegak lurus kaset/film, Eksposi dilakukan pada saat ekspirasi dan tahan nafas, tengah obyek yaitu garis penghubung crista illiaca di titik tengah setinggi vertebra lumbal V. KV = 76-80 kv pakai grid. mAs = 20 mAs, Pasang marker R / L, Kaset 30 x 40 cm atau 35 x 43 cm,

Kriteria Foto:
1. Tampak diafargma dan vertebra thoracal XII sebagai batas atas. Sedangkan batas bawah adalah simphisis pubis (boleh terpotong).
2. Kontur ginjal kanan kiri terlihat, sebelah kanan lebih rendah dari pada kiri karena terdesak organ hepar.
3. Tampak peritoneal fat line tidak boleh terpotong
4. Tampak musculus psoas mayor.

Abdomen Akut

Foto dibuat cepat dan tepat.

6.2.1. AP supine

6.2.1.1. Posisi Pasien

*Pasien tidur supine diatas meja pemeriksaan.
*Kedua lengan disamping tubuh.

6.2.1.2. Posisi Obyek :

*Tubuh sedapat mungkin diatur true AP, mid line tubuh sejajar dengan mid-line meja pemeriksaan.
*MSP tubuh tegak lurus dengan garis tengah kaset.
*Batas atas adalah vertebra thorakal XII dan batas bawah simpishis pubis

6.2.1.3. Pengaturan sinar

*FFD = 90 cm
*CR = vertikal tegak lurus kaset/film
*Eksposi dilakukan pada saat ekspirasi dan tahan nafas.
*CP = tengah obyek yaitu garis penghubung crista illiaca di titik tengah setinggi vertebra lumbal V.
*KV = 76-80 kv pakai grid.
*mAs = 20 mAs
*Pasang marker R / L
*Kaset 30 x 40 cm atau 35 x 43 cm

6.2.1.4. Kriteria Foto

*Tampak diafargma dan vertebra thoracal XII sebagai batas atas. Sedangkan batas bawah adalah simphisis pubis (boleh terpotong).
* Kontur ginjal kanan kiri terlihat, sebelah kanan lebih rendah dari pada kiri karena terdesak organ hepar.
*Tampak peritoneal fat line tidak boleh terpotong
*Tampak musculus psoas mayor.

6.2.2. Proyeksi Setengah Duduk
6.2.2.1. Posisi pasien
Pasien berdiri /duduk diatas meja pemeriksaan atau tetap di brankart , kedua kaki diluruskan, kedua tangan disamping tubuh untuk mobilisasi.

6.2.2.2. Posisi obyek
* Tubuh sedapat mungkin diatur true AP, mid line tubuh sejajar kaset.
* MSP tubuh tegak lurus dengan garis tengah kaset.
* Batas atas proc.xipoideus dan batas bawah simphisis pubis.
* Kaset diletakkan dibelakang tubuh dengan posisi memanjang.

6.2.2.3. Pengaturan sinar
*FFD = 90 cm
*CR = horisontal tegak lurus kaset.
*CP = umbilicus
*KV = 70-80 kv
*mAs = 20 mAs
*Pasang marker R / L .
* Kaset ukuran 30 x 40 cm, memakai grid atau bucky.
*Ekspose ekspirasi dan tahan nafas.

6.2.2.4. Kriteria foto
*Gambaran udara atau cairan usus diluar akan tampak.
*Gambaran udara bebas dibawah diafragma akan tampak
*Gambaran cairan di rongga pelvis akan tampak

6.2.3. Left Lateral Decubitus (LLD)
6.2.3.1. Posisi pasien
Pasien berdiri /duduk diatas meja pemeriksaan atau tetap di brankart, kedua kaki diluruskan, kedua tangan disamping tubuh untuk mobilisasi.
6.2.3.2. Posisi obyek
* Tubuh sedapat mungkin diatur true AP, mid line tubuh sejajar kaset.
* MSP tubuh tegak lurus dengan garis tengah kaset.
* Batas atas proc.xipoideus dan batas bawah simphisis pubis.
* Kaset diletakkan dibelakang tubuh dengan posisi memanjang.

6.2.3.3. Pengaturan sinar
* FFD = 90 cm
* CR = horisontal tegak lurus kaset.
* CP = umbilicus
* KV = 70-80 kv
*mAs = 20 mAs
* Pasang marker R / L .
*Kaset ukuran 30 x 40 cm, memakai grid atau bucky.
* Ekspose ekspirasi dan tahan nafas.

6.2.3.4. Kriteria foto

* Gambaran udara atau cairan usus diluar akan tampak.
*Gambaran udara bebas dibawah diafragma akan tampak
*Gambaran cairan di rongga pelvis akan tampak


biasanya pada abdomen akut dari UGD yang sering terjadi, sehingga penanganan sangat dibutuhkan
secepat mungkin.