Persiapan alat :
- Obat" live saving "( adrinalin,kalmetason,larutan NaCl ).
- Kaset berisi film ( ukuran 24x30cm,35x35cm ).
- Aqua steril.
- Mangkok steril.
- Sarung tangan steril.
- Radiografer membuat foto rontgen pendahuluan daerah visika –urethra.
- Dimasukkan kontras yang sudah diencerkan dengan perbandingan 1:5
- kedalam urethra secara retrograde dari ujung distal urethra sampai ke buli-buli .
- Pada saat bahan kontras mengisi urethra secara bertahap maka dibuat foto rontgen PA,oblik kanan dan oblik kiri.
- Selanjutnya bahan kontras terus dimasukkan kedalam buli-buli hingga merasa akan kencing ( ± 300 cc ) dan buat foto AP , oblik kanan dan oblik kiri.
- Bila semua foto rontgen sudah dinyatakan bagus oleh dokter spesialis radiologi maka pasien diminta kencing dan dibuat foto AP daerah buli-buli.
- Setiap kali dilakukan pemotretan maka kaset dikirim ke kamar gelap dan oleh asisten kamar gelap diberi label identitas pasien ,selanjutnya film di proses dengan mesin prosesing film.
- Radiografer dan dokter spesialis radiologi akan mengevaluasi setiap foto.
- Radiografer membuat identitas pasien pada formulir hasil pemeriksaan radiologi ( FHPR ) dan amplop foto rontgen.
- Radiografer menyerahkan foto Rontgen kedokter spesialis radiologi untuk dibaca dan dibuatkan expertisenya pada formulir hasil pemeriksaan radiologi. ( FHPR ).
- Pemeriksaan radiologi selesai :
- Untuk pasien rawat inap segera memberi tahu perawat ruangan
- Untuk pasien rawat jalan hasil foto rontgen dan hasil bacanya dalam satu amplop akan dikirim kedokter pengirim melalui pasien atau keluarganya lebih kurang 1 jam setelah selesai foto rontgen.
Social Plugin